Rabu, 27 Juli 2016

Problematika Kehidupan



  Menemukan tempat sederhana yang bisa memberi kedamaian ditemani hembusan angin. Langit yang indah apalagi saat sore hari. Duduk santai menatap apa yang sedang Tuhan perlihatkan untuk kedua mata ini. Lalu lalang burung yang kian kesana kemari terbang seakan sebagai pelengkap keindahan saat matahari mulai terbenam. Tempat yang baru mengajarkan banyak hal tentang kehidupan apalagi arti kesabaran dari kerasnya kehidupan.

   Indah sekali alam Mu, indah sekali rancangan Mu, namun tetap saja ada beberapa hal terlintas dalam pikiran yang mengganggu kenikmatan yang sedang dirasakan. Ingin sekali bercerita tentang apa yang sedang dirasa tapi bibir ini terasa terkunci dan terus menahan agar tidak bercerita. Hanya rangkaian kata-kata yang jauh dari kata sempurna ini mampu mewakili perasaan. Tapi jangan asal menilai dari rangkaian kata ini. Mungkin saat ini masih belum tepat waktunya bercerita kepada orang yang sekedar hanya ingin tahu saja.

   Semua yang dilihat sudah terekam oleh mata. Mata yang begitu berani ingin melihat apa saja walaupun kenyataannya tak selalu berbuah manis, terkadang kenyataan pahit yang harus dilihat. Mata yang akan selalu menunggu untuk melihat  keindahan yang sesungguhnya agar dapat menghapus semua kepedihan hati. Selain mata juga, ada telinga yang begitu hebat mendengar perbincangan yang ada di dalam bumi ini. Sengaja atau tidak sengaja, telinga pernah mendengar berbagai macam hal apa saja yang membuat hati semakin rapuh. Sedangkan bibir hanya selalu tersenyum dalam keadaan apapun seolah orang mengira memang benar-benar tidak terjadi apa-apa.

   Banyak keraguan dalam hati, yang masih belum bisa terjawabkan oleh siapapun. Memang benar keraguan itu datangnya hanya dari kegelisahan, kebimbangan hati dan hanya diri sendiri yang mampu mengendalikannya. Banyak harapan yang selalu diinginkan untuk bisa terwujud. Tapi ingatlah selalu, tak boleh berharap terlalu tinggi karena jika harapan tak sesuai dengan kenyataan, sakit rasanya dipatahkan beribu-ribu kali oleh kenyataan pahit yang sudah terjadi. Jika harapan tak sesuai dengan kenyataan, sakit rasanya dijatuhkan sedalam-dalamnya oleh sebuah mimpi yang takkan pernah terwujud.

   Ada berbagai macam persoalan hidup. Belum ada solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah. Lelah rasanya terus berada di posisi seperti ini. Kehilangan zona nyaman yang telah diraih saat dulu. Sakit karena kalah dengan rasa penasaran sehingga melihat dan mendengar apa yang tak diinginkan oleh hati. Rapuh, kecewa, pedih, perih, patah hati bumbu kerasnya kehidupan. Ingin rasanya tak mau terulang kembali, kebahagiaan yang didapat bisa terkalahkan oleh bumbu kerasnya itu.

   Semakin lama keadaan semakin memaksa sehingga tak bisa berbuat apa-apa lagi, hanya bisa terpaku diam. Menangis. Mengeluh. Berteriak. Semua yang dilakukan seolah selalu salah. Benar-benar sudah terlampau rapuh kali ini. Waktu yang berputar terus cepat juga serasa ikut mendukung merubah segalanya.

   Rindu saat-saat dulu, saat sebelum terjadi sebuah biji permasalahan yang sekarang ini sudah tumbuh menjadi akar permasalahan dan semakin tumbuh menjadi ranting yang bercabang kemana-mana. Tak mau menyalahkan keadaan, waktu, atau apapun dan siapapun. Karena percuma saja tak ada gunanya jika terus menyalahkan.

   Mungkin ini semua sudah diatur Sang Pencipta lewat skenarionya. Tak bisa melawan apa yang sudah Ia tulis dalam jalan hidup seseorang. Hanya bisa terus berjalan dan menghadapi segala lika-likunya jalan kehidupan. Ketika salah satu  masalah sudah terselesaikan, saat itu pula Tuhan mengajarkan untuk menjadikan apa yang sudah terjadi sebagai pelajaran untuk kedepannya. Terus tersenyum, tetap berdoa dan bersyukur untuk meringankan beban kehidupan. Bangkit dari keterpurukan. Dibalik ini semua, serahkan segala kekhawatiran serta ketakutan dan percayakan saja pada Tuhan yang mempunyai rancangan yang indah. Tidak sekarang tapi suatu saat nanti, maka tetap bersabar menunggu pelangi kasih-Nya yang akan berwarna kembali dalam hidup seseorang :)

  Hanya sekedar coretan mengenai kehidupan. Yang harus dijalani oleh kita sendiri. Tak selalu berjalan lurus dengan apa yang kita ingini, tapi banyak lika-likunya sebagai bumbu pelengkap yang nyata. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar