Menemukan tempat sederhana yang bisa
memberi kedamaian ditemani hembusan angin. Langit yang indah apalagi saat sore
hari. Duduk santai menatap apa yang sedang Tuhan perlihatkan untuk kedua mata
ini. Lalu lalang burung yang kian kesana kemari terbang seakan sebagai
pelengkap keindahan saat matahari mulai terbenam. Tempat yang baru mengajarkan
banyak hal tentang kehidupan apalagi arti kesabaran dari kerasnya kehidupan.
Indah sekali alam Mu, indah sekali
rancangan Mu, namun tetap saja ada beberapa hal terlintas dalam pikiran yang
mengganggu kenikmatan yang sedang dirasakan. Ingin sekali bercerita tentang apa
yang sedang dirasa tapi bibir ini terasa terkunci dan terus menahan agar tidak
bercerita. Hanya rangkaian kata-kata yang jauh dari kata sempurna ini mampu
mewakili perasaan. Tapi jangan asal menilai dari rangkaian kata ini. Mungkin
saat ini masih belum tepat waktunya bercerita kepada orang yang sekedar hanya
ingin tahu saja.
Semua yang dilihat sudah terekam
oleh mata. Mata yang begitu berani ingin melihat apa saja walaupun kenyataannya
tak selalu berbuah manis, terkadang kenyataan pahit yang harus dilihat. Mata
yang akan selalu menunggu untuk melihat keindahan yang sesungguhnya agar
dapat menghapus semua kepedihan hati. Selain mata juga, ada telinga yang begitu
hebat mendengar perbincangan yang ada di dalam bumi ini. Sengaja atau tidak
sengaja, telinga pernah mendengar berbagai macam hal apa saja yang membuat hati
semakin rapuh. Sedangkan bibir hanya selalu tersenyum dalam keadaan apapun
seolah orang mengira memang benar-benar tidak terjadi apa-apa.
Banyak keraguan dalam hati, yang
masih belum bisa terjawabkan oleh siapapun. Memang benar keraguan itu datangnya
hanya dari kegelisahan, kebimbangan hati dan hanya diri sendiri yang mampu
mengendalikannya. Banyak harapan yang selalu diinginkan untuk bisa terwujud.
Tapi ingatlah selalu, tak boleh berharap terlalu tinggi karena jika harapan tak
sesuai dengan kenyataan, sakit rasanya dipatahkan beribu-ribu kali oleh
kenyataan pahit yang sudah terjadi. Jika harapan tak sesuai dengan kenyataan,
sakit rasanya dijatuhkan sedalam-dalamnya oleh sebuah mimpi yang takkan pernah
terwujud.
Ada berbagai macam persoalan hidup.
Belum ada solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah. Lelah rasanya terus
berada di posisi seperti ini. Kehilangan zona nyaman yang telah diraih saat
dulu. Sakit karena kalah dengan rasa penasaran sehingga melihat dan mendengar
apa yang tak diinginkan oleh hati. Rapuh, kecewa, pedih, perih, patah hati
bumbu kerasnya kehidupan. Ingin rasanya tak mau terulang kembali, kebahagiaan
yang didapat bisa terkalahkan oleh bumbu kerasnya itu.
Semakin lama keadaan semakin memaksa
sehingga tak bisa berbuat apa-apa lagi, hanya bisa terpaku diam. Menangis.
Mengeluh. Berteriak. Semua yang dilakukan seolah selalu salah. Benar-benar
sudah terlampau rapuh kali ini. Waktu yang berputar terus cepat juga serasa
ikut mendukung merubah segalanya.
Rindu saat-saat dulu, saat sebelum
terjadi sebuah biji permasalahan yang sekarang ini sudah tumbuh menjadi akar
permasalahan dan semakin tumbuh menjadi ranting yang bercabang kemana-mana. Tak
mau menyalahkan keadaan, waktu, atau apapun dan siapapun. Karena percuma saja
tak ada gunanya jika terus menyalahkan.
Mungkin ini semua sudah diatur Sang
Pencipta lewat skenarionya. Tak bisa melawan apa yang sudah Ia tulis dalam
jalan hidup seseorang. Hanya bisa terus berjalan dan menghadapi segala
lika-likunya jalan kehidupan. Ketika salah satu masalah sudah
terselesaikan, saat itu pula Tuhan mengajarkan untuk menjadikan apa yang sudah
terjadi sebagai pelajaran untuk kedepannya. Terus tersenyum, tetap berdoa dan
bersyukur untuk meringankan beban kehidupan. Bangkit dari keterpurukan. Dibalik
ini semua, serahkan segala kekhawatiran serta ketakutan dan percayakan saja
pada Tuhan yang mempunyai rancangan yang indah. Tidak sekarang tapi suatu saat
nanti, maka tetap bersabar menunggu pelangi kasih-Nya yang akan berwarna
kembali dalam hidup seseorang :)
Hanya sekedar coretan mengenai
kehidupan. Yang harus dijalani oleh kita sendiri. Tak selalu berjalan lurus
dengan apa yang kita ingini, tapi banyak lika-likunya sebagai bumbu pelengkap
yang nyata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar