Saat mata ini sudah tak bisa lagi
melihat senyum indah di wajah mu. Saat telinga ini sudah tak bisa lagi
mendengar bisik suara mu. Saat bibir ini sudah tak bisa lagi berbincang
langsung dengan mu. Saat tangan ini sudah tak bisa lagi memegang erat jemari mu.
Saat kaki ini tak bisa lagi melangkah bersamaan dengan mu. Tapi hati kita masih
enggan untuk melepaskan satu sama lain. Sudah lama kita menjalin hubungan.
Hubungan dimana hanya ada kita berdua. Iya hanya ada aku dan kamu. Tak ada
orang lain.
Dulu
selalu bersama menghabiskan waktu berdua, pernah juga terpisah karena jarak.
Selain itu aku tahu, ada juga jarak yang begitu hebat. Jarak inilah yang tak
bisa kita satukan meskipun hati masih tetap ingin bersatu. Apa yang ingin kau sampaikan padaku? Apa kau
merasakan hal yang sama dengan ku? Apa kau malah acuh dan mengabaikan semuanya?
Apa kau memilih untuk pergi dan melupakannya? Apa kau mengerti apa yang ku rasakan
saat ini? Saat jauh dari mu, hanya ada kerinduan yang selalu tersimpan dalam
benak ku, dalam lubuk hati ku. Bila rindu ini menyiksa, apalah dayaku yang
semakin lama semakin rapuh. Rapuh karena obat rindu ku tak bisa aku dapatkan.
Kau tak perlu tahu sedalam apa aku merindukan mu. Kau juga tak perlu menanyakan
mengapa aku masih tetap merindukan mu.
Tapi bolehkah aku bertanya lagi tentang keraguan yang tersimpan dalam
hati ini? Apa kau rindu padaku? Apa kau tetap berjuang dengan ku melawan badai yang akan menerpa kita nanti? Jika tidak, ungkapkan saja semuanya dengan
kejujuran. Tak usah memberikan ku ungkapan manis kalau akhirnya kau juga akan
memberikan ku ungkapan pahit dan akan pergi menjauh meninggalkan ku. Tapi jika
iya, bagaimana aku bisa tahu dan bisa merasakannya kalau kau juga rindu dan
ingin berjuang bersama ku dengan segala sikap yang tak seperti biasanya ini kau
tunjukan kepada ku. Kau yang ku kenal tak seperti dulu. Dulu kau selalu bisa
meyakinkan ku agar kita bisa tetap untuk bersama. Tapi apa, kini kau menyerah
pada keadaan, pada waktu dan pada diriku sehingga kau tak bisa meyakinkan
dirimu sendiri untuk tetap berjuang bersamaku. Seolah kau memilih mundur. Apa aku
yang terlalu egois akan hal ini? Aku yang terus berharap kau akan tetap bersama
ku hingga sang waktu menjemputku untuk pulang meninggalkan dunia ini.
Jujur, aku rindu saat kau ungkapkan rindu itu padaku. Aku rindu dengan
semua yang sudah kita lalui bersama-sama tanpa kecuali. Aku rindu saat kita
bersama-sama melawan jarak yang memisahkan. Aku rindu itu semua, sayang. Apa
kita masih bisa untuk tetap bersama? Jika iya aku akan menjadi orang yang
sangat bahagia bisa menjadi pendamping hidup mu. Sebaliknya jika tidak, aku
akan mengikhlaskan semua yang pernah kita lalui bersama walau berat melepas
kenangan itu tapi akan aku coba melawan semua nya itu. karena aku tahu, kita
akan tetap bahagia dengan jalannya sendiri walaupun cinta kita tak selalu harus
memiliki :)